okelah, windi lagi galau dan sedikit bingung juga mau ngapain, lalu ingatlah aku dengan blog ini, daripada perasaan ga karuan mending berbagi ilmu walau sedikit. Ini ada makalah yang windi susun berdasarkan tugas dari dosen matakuliah Kepewaraan/MC/Pembawa Acara. Semoga bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bukan sekedar makan dan
minum tetapi manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana untuk menunjang
hidup yang lebih baik. Dengan berkomunikasi, melalui bahasa yang diucapkan
itulah ciri bahwa manusia adalah makhluk yang butuh berbicara.
Banyak hal yang dapat
dilakukan melalui berbicara. Banyak jenis konteks berbicara mulai dari
beberbicara sederhana hingga kompleks. Tetapi ada sebuah kondisi yang menurut
sebagian orang itu menyeramkan. Hal itu ialah berbicara di depan umum.
Mendengar kata “berbicara di depan umum” sebagian pasti mulai merasa dirinya
tidak sanggup, karena banyak hal yang menjadi dasar bahwa berbicara di depan
umum adalah hal yang sangat sulit.
Maka dari itu, kini akan
dibahas mengenai dasar atau prinsip berbicara di depan umum, kemudian mengenai
pembawa acara yang masih termasuk dalam kegiatan berbicara di depan umum, lalu
faktor-faktor menjadi pembawa acara serta kiat menjadi pembawa acara yang baik.
Dengan harapan dapat memotivasi untuk lebih berani menjadi pembicara di depan
umum yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang tercantum berupa pertanyaan ialah sebagai berukut:
1.
Apa itu berbicara di depan umum?
2.
Bagaimana prinsip dasar berbicara di depan umum?
3.
Apa itu MC atau pembawa acara?
4.
Apa saja faktor kebahasaan seorang MC ?
5.
Apa saja Faktor nonkebahasaan seorang MC?
6. Bagaimana
kiat menjadi MC atau pembawa acara yang baik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan di dalam makalah ini:
1. Mengetahui
dan memahami pengertian berbicara di depan umum.
2. Mengetahui
dan memahami prinsip dasar berbicara di depan umum.
3. Mengetahui
dan memahami pengertian MC atau pembawa acara.
4. Mengetahui
faktor kebahasaan seorang MC.
5. Mengetahui
faktor nonkebahasaan seorang MC.
6. Mengetahui
bagaimana menjadi MC atau pembawa acara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara di Depan Umum
Menurut Webster’s Third New International Dictionary, Public Speaking
adalah: The act of process of making
speeches in public (proses pembicaraan di depan publik). The art of science of effective oral
communication with an audience (seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi
lisan yang efektif dengan para pendengarnya).
Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking: Strategic for
Success; “Public speaking is a continous
communication process in which message and signals circulate back and forth
between speaker and listeners.” (Berbicara di muka umum adalah suatu proses
komunikasi yang berkelanjutan di mana pesan dan lambang bersirkulasi ulang
secara terus menerus antara pembicara dan para pendengarnya).
Menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan
Istilah Komunikasi; Public Speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara
lisan tentang sesuatu hal atau topik dihadapan banyak orang. Tujuannya antara
lain untuk mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan
penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat tertentu.
2.2 Prinsip Dasar Berbicara di Depan Umum
Prinsip dasar perupakan
landasan utama saat hendak berbicara, terutama berbicara di depan umum.
Berdasarkan hal itu maka inilah prinsip dasarnya.
Beberapa prinsip
umum yang mendasari kegiatan berbicara antara lain:
1)
Membutuhkan paling sedikit dua orang.
2)
Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami
bersama.
3)
Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.
4)
Merupakan suatu pertukaran antara partisipan.
5)
Menghubungkan setiap pembicaraan dengan yang lainnya
dan kepada lingkungannya dengan segera.
6)
Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.
7)
Hanya melibatkan aparant atau perlengkapan yang
berhubungan dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran.
8)
Secara tidak pandang bulu menghadapi serta
memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil.
Berbicara memang hal mudah, tetapi berbicara di depan umum bukan hal
mudah yang dapat dilakukan oleh semua orang. Banyak hal dan faktor yang
mempengaruhi keberanian dan keberhasilan berbicara di depan umum. Maka sama
seperti berbicara, berbicara di depan umum memiliki prinsip-prinsip yang harus
di perhatikan. Ialah sebagai berikut:
prinsip-prinsip
berbicara di depan publik, antara lain:
1)
Berbicara di depan publik bukanlah hal yang menegangkan
2)
Semakin anda mempersiapkan diri, semakin buruk
penampilan anda
3)
Anda hanya perlu point-point penting
4)
Rendah hati dan Humor
5)
Anda harus memiliki tujuan yang tepat
6)
Anda tidak perlu menjadi orang yang sangat sempurna
7)
Saat berbicara, tak akan pernah terjadi hal yang buruk
8)
Jangan menganggap anda sebagai Pembicara Publik
Karena berbicara
di depan umum terkadang membuat pembicara menjadi tegang, takut, tidak berani.
Terlebih jika pemahaman materi yang disampaikan tidak dapat dikuasai secara
utuh Hal ini berkaitan dengan prinsip persiapan mental dan materi (pesan).
- Prinsip Persiapan Mental
Dalam membangun kesiapan mental kita dalam berbicara di depan publik, hal
pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi ketegangan fisik dengan cara
melakukan senam ringan (stretching). Karena kita tidak dapat menurunkan
ketegangan mental sebelum kita mengendorkan otot-otot tubuh kita yang tegang.
Seperti yang dikatakan oleh psikolog Amerika yang terkenal Dr. Richard Gillett,
Hampir tidak mungkin masuk ke kondisi alpha (kondisi gelombang otak atau mental
yang relaks) tanpa mengendorkan otot-otot tubuh. Relak bias dilakukan dengan
memegang ujung kaki sambil berdiri membungkuk selama sepuluh detik.
Kemudian tarik napas yang panjang dan dalam, tahan beberapa detik, kemudian
keluarkan napas pelan-pelan. Selanjutnya kita bisa batuk sekali atau minum segelas
air putih untuk mempersiapkan vokal kita.
Mental adalah dengan datang ke tempat pertemuan lebih awal. Dengan
demikian kita dapat mengetahui suasana dan keadaan terlebih dahulu. Selanjutnya
kita bisa mencari dukungan (back up support) dari orang-orang yang kita kenal
maupun kenalan baru serta dari mereka yang mengharapkan kita sukses dalam
presentasi nantinya. Mengobrollah dengan mereka sebelum presentasi dimulai.
Berikut adalah beberapa prinsip dalam mempersiapkan mental kita sebelum
berbicara di depan publik:
-
Berbicara di depan publik bukanlah hal yang
sangat menegangkan. Dunia tidak runtuh jika anda tidak melakukannya dengan
baik. Tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi setelah presentasi atau
penyampaian anda. Jadi tenang dan relaks saja.
-
Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna,
cerdas ataupun brilian untuk berbicara di depan publik.
-
Siapkan 2-3 poin pembicaraan atau pertanyaan,
karena audiens anda akan sulit untuk mengingat atau memperhatikan lebih dari
tiga hal dalam satu waktu.
-
Kita harus memiliki tujuan atau sasaran yang
jelas dan terarah.
-
Kita tidak perlu menganggap diri kita adalah
seorang pembicara publik. Tujuan kita adalah menyampaikan pesan (message) kita
kepada hadirin.
-
Kita tidak perlu harus dapat sepenuhya menguasai
seluruh hadirin. Biarkan saja kalau ada beberapa yang tidak menaruh perhatian.
Fokuskan perhatian kita pada mereka yang tertarik dan mendengarkan presentasi
kita.
-
Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin
menginginkan kita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.
·
Prinsip Persiapan Materi (Pesan)
-
Dalam mempersiapkan public speaking, selain
persiapan mental, persiapan materi juga harus dilakukan dengan baik dan benar.
Karena kesiapan materi atau pesan yang akan kita sampaikan akan sangat
mempengaruhi kesiapan kita secara mental. Hal yang paling penting adalah
kesiapan pendengar atau audiens untuk menerima pesan kita. Biasanya kita harus
menyampaikan pokok-pokok pemikiran atau ringkasan dari apa yang mau kita
sampaikan sehingga audiens juga memiliki kesiapan mental untuk menerima pesan
tersebut. Paling tidak agenda atau outline bahan pembicaraan kita sudah
jauh-jauh hari kita sampaikan terlebih dulu.
-
Hal yang pertama dalam mempersiapkan materi
adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang akan kita
sampaikan baik dari buku-buku referensi, tulisan atau publikasi lainnya. Kita
juga perlu memperoleh informasi tentang audiens kita, baik tingkatan umur,
maupun pendidikan, pengalaman, bidang keahlian, minat dan sebagainya. Sehingga
kita bisa berbicara dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens kita.
Berikut adalah hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam mengembangkan topik
atau materi:
-
Perkayalah topik dan bacaan yang telah kita
lakukan dengan hal yang uptodate dan riil terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman kita, maupun pengalaman orang lain adalah bahan yang menarik untuk
kita angkat.
-
Hilangkan bagian-bagian yang dirasakan membuat
kita tidak fokus, menimbulkan keragu-raguan atau melebihi jadwal waktu yang
tersedia untuk kita.
Berikut adalah 5
prinsip yang bisa terapkan untuk meningkatkan keterampilan public speaking atau
berbicara di depan umum:
1)
Mengurangi Suara-Suara Jeda. Saya belajar
bagaimana para public speaker yang efektif akan selalu mengurangi suara jeda
mereka seperti yang biasa dilakukan oleh banyak orang saat kehabisan kata-kata,
“Hmmm… Uhh…. Engg….” dan lain sebagainya. Suara-suara jeda ini, jika bisa
sebaiknya diganti dengan jeda hening, daripada membuat suara-suara tersebut.
Berbicara dengan lebih perlahan juga bisa membuat cara menyampaikan informasi
lebih rileks.
2)
Pehatikan Intonasi Suara. Dalam public speaking,
intonasi suara memegang peranan yang sangat penting untuk bisa mengetahui
intensitas pentingnya materi atau hal yang akan kita bawakan. Intonasi suara
yang datar akan membuat penonton menjadi jenuh karena merasa bahwa materi yang
disampaikan tidak ada yang penting sama sekali.
3)
Pertahankan Kontak Mata Seperti yang sudah
sedikit saya singgung dalam artikel tentang seni kontak mata, saat kita berbicara
di depan umum pun kontak menjadi sebuah cara untuk meningkatkan kedekatan
antara pembicara dengan audience. Kita bisa merasakan saat kita dulu duduk di
bangku sekolah, beberapa dari kita bisa jadi tersanjung saat guru memberikan
kontak mata yang lebih banyak kepada kita. Ya, dalam public speaking kontak
mata dapat menciptakan intimacy. Pastikan semua audience mendapatkan kontak
mata Anda secara konsisten.
4)
Menggunakan Ekspresi dan Bahasa Tubuh. Jika ingin
mengetahui presentasi yang paling membosankan adalah pada saat presenter
berdiri tegak dengan tangan di samping kanan-kiri tanpa adanya ekspresi sama
sekali. Gerakkan badan Anda untuk menguatkan apa yang Anda sampaikan. Jika
memiliki ruang lebih untuk bergerak, manfaatkan juga sebagai ruang gerak Anda dengan
sedikit berjalan atau berpindah-pindah tempat. Jika memerlukan mimik wajah dan
peragaan tangan yang unik untuk menekankan apa yang Anda sampaikan, itu jauh
lebih baik. Dengan begitu, orang akan menerima informasi bukan hanya dari suara
Anda saja, tetapi juga dari gerak-gerik tubuh Anda.
5)
Berlatih Hingga Mantap. Jika Anda memiliki idola
dalam bidang public speaking, dan mempelajari bagaimana cara mereka membawakan
materi di depan umum maka Anda akan menyadari bahwa 90% dari mereka berlatih
dengan keras mengulang-ulang apa yang akan diucapkan nantinya. Bahkan diatur
pula timing nya agar materi yang disampaikan bisa lebih pas. Sama juga dengan
kita. Apabila kita sudah memiliki materi untuk disampaikan, tidak ada salahnya
untuk berlatih membawakannya sambil melakukan visualisasi bahwa materi yang
Anda bawakan sukses besar dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton.
2.3 MC atau Pembawa Acara
Istilah Pembawa Acara ( PA ) merupakan terjemahan bebas dari istilah
“Master of Ceremony” ( MC ). Disamping itu ada pula yang menyebut dengan
istilah pemgarah acara, penyiar dan lain sebagainya.
Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau
jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun
sistematis.
Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas
memberitahu dan mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu
mata acara ke mata acara berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang
yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar
tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang disebut pembawa
acara. Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi dan
informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan (Wikipedia, 2008:1).
Menurut Wiyanto dan Astuti (2002:2) Pembawa Acara adalah orang pertama
yang berbicara dalam suatu acara (Wiyanto dan Astuti, 2002:2). Sebagai pembawa
acara, dia harus bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat
dalam pertemuan itu. Kalau upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar,
tidak berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai
hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian kesuksesan
sebuah acara berada di tangan pembawa acara.
Untuk menjadi seorang pembawa
acara yang baik tidak mudah, ada beberapa hal yang perlu untuk dimengerti dan
dipelajari secara khusus sebagai modal dasar, antara lain :
A. Suara
Suara bagi
seorang pembawa acara merupakan modal utama, karena suara merupakan medium atau
alat perantara untuk mengadakan komunikasi dengan hadirin. Pria dan wanita
masing-masing mempunyai volume suara yang berbeda, yang semua merupakan
pembawaan sejak lahir.
Untuk suara pria
diharapkan yang keras, berat, mantap dan iramanya berwibawa, sedangkan suara
wanita haruslah lembut namun mantap dan iramanya berwibawa. Usahakan yang wajar
dan tidak dibuat-buat, suara aslilah yang paling baik, dan sesuaikan pula
dengan acara yang dibawakan.
B. Penampilan
Bagi seorang pembawa acara, sedapat mungkin harus dapat memperhatikan
penampilannya. Yang dimaksud dengan penampilan disini adalah :
“Segala sesuatu
yang ada pada diri seseorang dengan berpanduan antara gerak, mimic keserasian
berbusana, disertai dengan nada dan irama yang diucapkan”.
Seorang pembawa
acara ketika tampil harus dapat menampilkan pesonanya atau daya tariknya yang
memukau. Oleh karena itu seorang pembawa acara harus selalu berusaha
memukau atau mempesona hadirin dengan :
1.
Cara berbicara yang baik ( tatabahasa harus yang benar )
2.
Penampilannya
3.
Keserasian berbusana harus sesuai dengan acara yang dibawakan.
C. Kondisi
1.
Persiapan
Persiapan bagi
seorang pembawa acara perlu sekali, karena tanpa persiapan yang baik, maka
acara yang dibawakan akan gagal.
Persiapan yang
dimaksud mengenai :
-
Penampilan MC itu sendiri
-
Susunan dan bentuk acaranya
-
Pengenalan lingkungan ( lokasi tempat berlangsungnyaa acara )
-
Mengatur letak pengeras suara
-
Mengatur petugas yang akan tampil ( siap / belum )
2.
Ketenangan
Ketenangan
sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun hal ini hanya dikaitkan dengan
watak manusianya. MC harus berada di tempat penyelenggaraan minimal 30 menit
sebelum acara di mulai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengatur pernafasan,
ketenangan, konsentrasi, sekaligus untuk melakukan kordinasi dengan panitia
penyelenggara.
3.
Disiplin
Disiplin bagi MC
ialah ketepatan waktu dalam membawakan acara yang satu ke acara yang lainnya.
Dan saat acara berlangsung MC harus selalu berada ditempat, agar apabila ada
perubahan acara mendadak, akan dapat dengan mudah teratasi.
Suatu
pengorbanan bagi MC adalah “Berangkat lebih awal dan pulang paling ahir”.
D. Teknik
1.
Bahasa yang diucapkan oleh MC
2.
Intonasi / Irama pada suara yang diucapkan
3.
Pernafasan
4.
Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC sebaiknya sempurna dan jelas
dalam mengucapkan kalimat.
Contoh : - Huruf desis : s, z
- Huruf hidup : a, i, e, o
- Huruf hidung : ng.
5.
Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, itulah yang baik.
Sebab kalimat panjang dan bertele-tele akan menjemukan bagi yang
mendengarkannya.
E. Latihan-latihan
Untuk menjadi MC
yang baik memang membutuhkan waktu untuk belajar dan berlatih. Terutama latihan
membaca keras, yang dimaksud tidak membaca dalam hati, namun disuarakan. Hal
ini sangat penting untuk menguatkan atau melemaskan otot-otot leher. Disamping
itu harus sering mencari pengalaman dengan praktek atau melihat penampilan MC
yang sudah senior, dan professional.
2.4 Faktor Kebahasaan Seorang MC
Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus
memperhatikan faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan
penalaran (Wiyanto dan Astuti, 2002:5).
1. Pelafalan
Pembawa acara harus mampu
melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak menimbulkan kasak-kusuk
pendengar. Misal kata "sodara" yang seharusnya dilafalkan saudara.
Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan terganggu dan
pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat
ucap terutama lidah, bibir dan gigi hams leluasa. Demikian pula dengan volume
suara harus pas sesuai dengan kebutuhan pendengar. Selain itu juga lebih
penting yaitu kelancaran. Pembawa acara hams bisa berbicara lancar, tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan mudah
memahaminya.
2. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu
acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Hal
tersebut untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di samping itu hendaknya
menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat.
Misalnya menggunakan kata "tepat" daripada efektif, kata
"hemat" daripada efisien. Memang kata yang belum dikenal dapat
membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat kelancaran berbicara.
3. Intonasi
Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi
yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan daya tarik
sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara.
Intonasi
menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda. Tekanan menyangkut
keras lemahnya suara, sedangkan nada berkaitan dengan tinggi rendahnya suara.
Tempo berhubungan dengan cepat lambatnya berbicara dan jeda menyangkut
perhentian. Keempat hal tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh
intonasi yang baik dan menarik.
Pembawa acara yang baik tidak akan mengucap kata-kata atau kalimat -
kalimat sama cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara berbicara lambat diikuti
tekanan lemah dan nada rendah, kadang kadang pula pembicara berkata cepat
disertai tekanan keras dan nada tinggi untuk membangkitkan semangat pendengar.
Jika pembawa acara berbicara cepat, waktu yang digunakan sedikit. Sebaliknya
jika berbicara lambat, waktunya akan banyak. Dengan demikian pembawa acara perlu
memainkan waktu, tempo dalam berbicara untuk memperjelas informasi.
Pembawa acara
tidak mungkin berbicara dalam satu nafas dan perlu berhenti pada tiap-tiap
akhir kalimat. Perhentian (jeda) bertujuan memberi kesempatan kepada pendengar
dalam memahami kalimat yang baru diucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi
pembawa acara.
Tekanan, nada,
tempo, dan jeda harus dipadukan secara harmonis artinya keras lemahnya suara,
tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan perhentian hams
dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar bukan suara datar yang
monoton melainkan suara bergelombang yang enak didengar.
4. Kalimat Efektif
Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat,
lengkap, dan mudah diterima pendengar. Kalimat bisa menarik kalau ada variasi.
Variasi kalimat dapat dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK,
aktif pasif, berita, tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan
tersebut, pembawa acara dapat menyusun kalimatkalimat efektif yang menarik.
Sedangkan faktor
kebahasaan menurut Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional, mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus
diperhatikan oleh seorang pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya.
1. Lafal
yang benar (cara mengucapkan kata-kata dengan benar).
Ada orang yang
bersuara merdu tetapi sayangnya kurang mampu mengucapkan kata-kata dengan
benar. Kata-kata bahasa Indonesia kadang-kadang diucapkannya dengan pengaruh
bahasa asing atau pengaruh bahasa daerah. Padahal, kata-kata bahasa Indonesia
harus dilafalkan sebagaimana kata itu dituliskan.
Contoh:
·
unit dibaca unit bukan yunit
·
organisasi dibaca organisasi bukan orhanisasi
·
TVRI dibaca te-ve-er-i bukan ti-vi-er-i
·
anggota dibaca anggota bukan anggauta
2. Tekanan
Kata atau Aksen
Tekanan kata
dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum
dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku
kata akhirnya. Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu
berbicara secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).
Contoh tekanan kata bahasa indonesia adalah:
·
kemana tidur hancur
·
siapa selektif bagaimana
3. Pemenggalan
Kalimat (Jeda)
Kemampuan
memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaaan bahasa
seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan berlatih
memahami makna setiap kata dalam hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna
kalimat bahasa Indonesia antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan
kalimatnya.
Contoh kalimat :
Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat berubah-ubah berdasarkan
jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu
Adalah:
·
Kucing/makan tikus mati. Makna kalimat ini
adalah ada kucing makan dan yang dimakannya adalah tikus mati.
·
Kucing makan/tikus mati. Makna kalimat itu
adalah ada kucing makan dan pada waktu itu ada juga tikus mati.
·
Kucing makan tikus/mati. Makna kalimat itu
adalah ada kucing mati yang disebabkan oleh kucing itu makan tikus.
Dari contoh
sederhana ini dapat dilihat bahwa pemenggalan kata (jeda) amat berperan dalam
menentukan makna sebuah kalimat bahasa Indonesia.
4. Intonasi
atau Lagu Kalimat
Intonasi atau
lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-lambat, dan keras lembutnya
kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus berhati-hati karena
perubahan Intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.
Contoh :
Pak Kasur makan bubur. Kalimat ini memberitakan bahwa ada orang bernama
Pak Kasur, beliau sedang makan bubur.
·
Pak Kasur makan bubur ! Kalimat ini
memerintahkan agar orang yang bernama Pak Kasur makan bubur.
·
Pak Kasur makan bubur ? Kalimat ini berisi
pertanyaan dan keheranan karena Pak Kasur biasanya tidak suka makan bubur
·
Pak, Kasur makan bubur ?! Kalimat ini berisi
pertanyaan dan keheranan yang luar biasa karena ada kasur yang makan bubur.
5. Enunsiasi (kejelasan)
Enunsiasi adalah
kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang
yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas
terdengar. Ada juga orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami
ucapannya. Hal ini harus dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil
dalam tugasnya. Caranya, adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vokal.
6. Mengggunakan Bahasa atau Kalimat secara
Efektif
Seorang pembawa
acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin
hindarilah kalimat yang tidak efektif.
Contoh :
Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan,
nyatakan dengan kalimat perintah permohonan.
·
Hadirin dimohon berdiri.
Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang menyenangkan, nyatakan
dengan kalimat perintah yang mempersilahkan.
·
Hadirin dipersilahkan duduk kembali.
2.5 Faktor Nonkebahasaan Seorang MC
Selain dari
faktor kebahasaan, ada pula faktor nonkebahasaan dalam MC. Faktor nonkebahasaan
yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara adalah :
1)
Sikap tenang menghadapi massa
Ketenangan dapat
tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan dirinya dan rasa percaya
dirinya lebih besar.
2)
Tampil Mengesankan
Penampilan ynag
mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat, wajar,
tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.
3)
Cepat tanggap dan kaya Inisiatf
Bila secara
tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa acara
diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin
tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.
4) Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara
hiburan dan tidak resmi)
5) Memiliki suara yang enak didengar
Suara yang enak
didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau bergema bukan suara
yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
6) Tidak emosional
Pada saat tampil
pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang bergejolak dalam
dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.
2.6 Menjadi MC yang Baik
Pembawa acara
akan menjadi salah satu pusat perhatian dalam suatu acara. Keberhasilan suatu
acara secara keseluruhan diharapkan dari kemampuan atau ketrampilan pembawa
acaranya.
Bagaimana pun
rapih dan bagusnya acara yang disusun, namun pembawa acaranya kurang terampil
dan kurang siap, maka gagallah keseluruhan acara tersebut. Kebanggaan dan
kebahagiaan senantiasa terselip dilubuk hati seorang pembawa acara ( MC )
manakala “sukses”, dan sebaliknya penyesalan yang dalam manakala “gagal”
dalammelaksanakan tugasnya.
Harus di pahami
bahwa untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik, tidak cukup berbekal suara
yang baik saja, akan tetapi di perlukan latihan mental dan fisik yang cukup,
serta di tunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain :
1.
Pengetahuan tentang kepemimpinan
2.
Pengetahuan tentang protocol
3.
Pengetahuan tenteng etika
4.
Pengetahuan tentang penguasaan bahasa ( Indonesia /
Asing )
5.
Pengetahuan hubungan antar manusia ( Human
Relation )
6.
Pengetahuan tentang tata busana
7.
Penguasaan tetang sini panggung
8.
Penguasaan tentang alat-alat elektronika ( pengeras
suara dan penguasaan mike )
Berbekal
pengetahuan tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil dengan prima
dan tidak grogi. Di samping itu ada beberapa faktor lain yang merupakan bekal
yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara diantaranya :
1.
Mempunyai pribadi yang baik
2.
Mempunyai kepribadian untuk berdiri didepan orang
banyak dan tidak grogi.
3.
Ramah tamah , dan murah senyum dan tidak sombong.
4.
Berwibawa, disiplin dan bertanggung jawab
5.
Tidak mudah emosi dan bersikap tenang
6.
Dapat menguwasai keadaan
7.
Mempunyai daya pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas dan
kreatif.
Selain bekal
yang harus di miliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa haL yang harus di
lakukan pada acara saat berlangsung:
1.
Tampil dengan busana yang baik dan sopan , serta di
sesuaikan dengan acara.
2.
Meletakkan pengeras suara tepat di depan mulut.
3.
Mengucap salam pada awal dan akhir acara.
4.
Tidak selalu melihat catatan, tetapi tidak menghafal.
5.
Tidak diperbolehkan memberikan komentar atas pidato
seseorang.
6.
Ketika tampil harus beranggapan tidak pernah salah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berbicara di muka umum adalah suatu
proses komunikasi yang berkelanjutan di mana pesan dan lambang bersirkulasi
ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengarnya
Prinsip dasar untuk berbicara di
depan mumum :
1)
Berbicara di depan publik bukanlah hal yang menegangkan
2)
Semakin anda mempersiapkan diri, semakin buruk
penampilan anda
3)
Anda hanya perlu point-point penting
4)
Rendah hati dan Humor
5)
Anda harus memiliki tujuan yang tepat
6)
Anda tidak perlu menjadi orang yang sangat sempurna
7)
Saat berbicara, tak akan pernah terjadi hal yang buruk
8)
Jangan menganggap anda sebagai Pembicara Publik
Ada faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan bagi seorang M.C
1.
Faktor kebahsaan :
·
Pelafalan
·
Diksi
·
Intonasi
·
Kalimat efektif
2.
Faktor nonkebahasaan :
·
Sikap Tenang
·
Tampil mengesankan
·
Kaya akan inisiatif
·
Improvisasi
·
Suara enak didengar
·
Tidak emosional
3.2 Saran
Setelah pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memahami konsep
berbiacara di depan umum serta prinsip dasarnya. Dan pengetahuan wajib bagi
pembaca terutama bagi seorang pembawa acara mengenai faktor bahasa dan
nonkebahasaan. Dengan dicantumkan kiat menjadi pembawa acara yang baik semoga
menjadi tambahan pengetahuan sehingga dapat menjadi M.C atau pembawa acara yang
baik.