Kamis, 20 Agustus 2015

MAKALAH MC ATAU PEMBAWA ACARA

Heloo.. malem-malem gini windi belum bisa tidur nih karena sedikit sedang sakit hati, hehe curhat dulu ceritanya.
okelah, windi lagi galau dan sedikit bingung juga mau ngapain, lalu ingatlah aku dengan blog ini, daripada perasaan ga karuan mending berbagi ilmu walau sedikit. Ini ada makalah yang windi susun berdasarkan tugas dari dosen matakuliah Kepewaraan/MC/Pembawa Acara. Semoga bermanfaat.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bukan sekedar makan dan minum tetapi manusia membutuhkan komunikasi sebagai sarana untuk menunjang hidup yang lebih baik. Dengan berkomunikasi, melalui bahasa yang diucapkan itulah ciri bahwa manusia adalah makhluk yang butuh berbicara.
Banyak hal yang dapat dilakukan melalui berbicara. Banyak jenis konteks berbicara mulai dari beberbicara sederhana hingga kompleks. Tetapi ada sebuah kondisi yang menurut sebagian orang itu menyeramkan. Hal itu ialah berbicara di depan umum. Mendengar kata “berbicara di depan umum” sebagian pasti mulai merasa dirinya tidak sanggup, karena banyak hal yang menjadi dasar bahwa berbicara di depan umum adalah hal yang sangat sulit.
Maka dari itu, kini akan dibahas mengenai dasar atau prinsip berbicara di depan umum, kemudian mengenai pembawa acara yang masih termasuk dalam kegiatan berbicara di depan umum, lalu faktor-faktor menjadi pembawa acara serta kiat menjadi pembawa acara yang baik. Dengan harapan dapat memotivasi untuk lebih berani menjadi pembicara di depan umum yang baik.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang tercantum berupa pertanyaan ialah sebagai berukut:
1.      Apa itu berbicara di depan umum?
2.      Bagaimana prinsip dasar berbicara di depan umum?
3.      Apa itu MC atau pembawa acara?
4.      Apa saja faktor kebahasaan seorang MC ?
5.      Apa saja Faktor nonkebahasaan seorang MC?
6.      Bagaimana kiat menjadi MC atau pembawa acara yang baik?


1.3  Tujuan
Adapun tujuan di dalam makalah ini:
1.      Mengetahui dan memahami pengertian berbicara di depan umum.
2.      Mengetahui dan memahami prinsip dasar berbicara di depan umum.
3.      Mengetahui dan memahami pengertian MC atau pembawa acara.
4.      Mengetahui faktor kebahasaan seorang MC.
5.      Mengetahui faktor nonkebahasaan seorang MC.
6.      Mengetahui bagaimana menjadi MC atau pembawa acara yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Berbicara di Depan Umum
Menurut Webster’s Third New International Dictionary, Public Speaking adalah: The act of process of making speeches in public (proses pembicaraan di depan publik). The art of science of effective oral communication with an audience (seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi lisan yang efektif dengan para pendengarnya).
 Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking: Strategic for Success; “Public speaking is a continous communication process in which message and signals circulate back and forth between speaker and listeners.” (Berbicara di muka umum adalah suatu proses komunikasi yang berkelanjutan di mana pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengarnya).
 Menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi; Public Speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topik dihadapan banyak orang. Tujuannya antara lain untuk mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat tertentu.

2.2  Prinsip Dasar Berbicara di Depan Umum
Prinsip dasar perupakan landasan utama saat hendak berbicara, terutama berbicara di depan umum. Berdasarkan hal itu maka inilah prinsip dasarnya.
Beberapa prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara antara lain:
1)      Membutuhkan paling sedikit dua orang.
2)      Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama.
3)      Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum.
4)      Merupakan suatu pertukaran antara partisipan.
5)      Menghubungkan setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera.
6)      Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.
7)      Hanya melibatkan aparant atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran.
8)      Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil.

Berbicara memang hal mudah, tetapi berbicara di depan umum bukan hal mudah yang dapat dilakukan oleh semua orang. Banyak hal dan faktor yang mempengaruhi keberanian dan keberhasilan berbicara di depan umum. Maka sama seperti berbicara, berbicara di depan umum memiliki prinsip-prinsip yang harus di perhatikan. Ialah sebagai berikut:
prinsip-prinsip berbicara di depan publik, antara lain:
           
1)      Berbicara di depan publik bukanlah hal yang menegangkan
2)      Semakin anda mempersiapkan diri, semakin buruk penampilan anda
3)      Anda hanya perlu point-point penting
4)      Rendah hati dan Humor
5)      Anda harus memiliki tujuan yang tepat
6)      Anda tidak perlu menjadi orang yang sangat sempurna
7)      Saat berbicara, tak akan pernah terjadi hal yang buruk
8)      Jangan menganggap anda sebagai Pembicara Publik

Karena berbicara di depan umum terkadang membuat pembicara menjadi tegang, takut, tidak berani. Terlebih jika pemahaman materi yang disampaikan tidak dapat dikuasai secara utuh Hal ini berkaitan dengan prinsip persiapan mental dan materi (pesan).
  • Prinsip Persiapan Mental
Dalam membangun kesiapan mental kita dalam berbicara di depan publik, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi ketegangan fisik dengan cara melakukan senam ringan (stretching). Karena kita tidak dapat menurunkan ketegangan mental sebelum kita mengendorkan otot-otot tubuh kita yang tegang. Seperti yang dikatakan oleh psikolog Amerika yang terkenal Dr. Richard Gillett, Hampir tidak mungkin masuk ke kondisi alpha (kondisi gelombang otak atau mental yang relaks) tanpa mengendorkan otot-otot tubuh. Relak bias dilakukan dengan  memegang ujung kaki sambil berdiri membungkuk selama sepuluh detik. Kemudian tarik napas yang panjang dan dalam, tahan beberapa detik, kemudian keluarkan napas pelan-pelan. Selanjutnya kita bisa batuk sekali atau minum segelas air putih untuk mempersiapkan vokal kita.
Mental adalah dengan datang ke tempat pertemuan lebih awal. Dengan demikian kita dapat mengetahui suasana dan keadaan terlebih dahulu. Selanjutnya kita bisa mencari dukungan (back up support) dari orang-orang yang kita kenal maupun kenalan baru serta dari mereka yang mengharapkan kita sukses dalam presentasi nantinya. Mengobrollah dengan mereka sebelum presentasi dimulai.
Berikut adalah beberapa prinsip dalam mempersiapkan mental kita sebelum berbicara di depan publik:
-        Berbicara di depan publik bukanlah hal yang sangat menegangkan. Dunia tidak runtuh jika anda tidak melakukannya dengan baik. Tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi setelah presentasi atau penyampaian anda. Jadi tenang dan relaks saja.
-        Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk berbicara di depan publik.
-        Siapkan 2-3 poin pembicaraan atau pertanyaan, karena audiens anda akan sulit untuk mengingat atau memperhatikan lebih dari tiga hal dalam satu waktu.
-        Kita harus memiliki tujuan atau sasaran yang jelas dan terarah.
-        Kita tidak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik. Tujuan kita adalah menyampaikan pesan (message) kita kepada hadirin.
-        Kita tidak perlu harus dapat sepenuhya menguasai seluruh hadirin. Biarkan saja kalau ada beberapa yang tidak menaruh perhatian. Fokuskan perhatian kita pada mereka yang tertarik dan mendengarkan presentasi kita.
-        Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.

·         Prinsip Persiapan Materi (Pesan)
-        Dalam mempersiapkan public speaking, selain persiapan mental, persiapan materi juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Karena kesiapan materi atau pesan yang akan kita sampaikan akan sangat mempengaruhi kesiapan kita secara mental. Hal yang paling penting adalah kesiapan pendengar atau audiens untuk menerima pesan kita. Biasanya kita harus menyampaikan pokok-pokok pemikiran atau ringkasan dari apa yang mau kita sampaikan sehingga audiens juga memiliki kesiapan mental untuk menerima pesan tersebut. Paling tidak agenda atau outline bahan pembicaraan kita sudah jauh-jauh hari kita sampaikan terlebih dulu.
-        Hal yang pertama dalam mempersiapkan materi adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang akan kita sampaikan baik dari buku-buku referensi, tulisan atau publikasi lainnya. Kita juga perlu memperoleh informasi tentang audiens kita, baik tingkatan umur, maupun pendidikan, pengalaman, bidang keahlian, minat dan sebagainya. Sehingga kita bisa berbicara dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens kita. Berikut adalah hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam mengembangkan topik atau materi:
-        Perkayalah topik dan bacaan yang telah kita lakukan dengan hal yang uptodate dan riil terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman kita, maupun pengalaman orang lain adalah bahan yang menarik untuk kita angkat.
-        Hilangkan bagian-bagian yang dirasakan membuat kita tidak fokus, menimbulkan keragu-raguan atau melebihi jadwal waktu yang tersedia untuk kita.


Berikut adalah 5 prinsip yang bisa terapkan untuk meningkatkan keterampilan public speaking atau berbicara di depan umum:

1)      Mengurangi Suara-Suara Jeda. Saya belajar bagaimana para public speaker yang efektif akan selalu mengurangi suara jeda mereka seperti yang biasa dilakukan oleh banyak orang saat kehabisan kata-kata, “Hmmm… Uhh…. Engg….” dan lain sebagainya. Suara-suara jeda ini, jika bisa sebaiknya diganti dengan jeda hening, daripada membuat suara-suara tersebut. Berbicara dengan lebih perlahan juga bisa membuat cara menyampaikan informasi lebih rileks.

2)      Pehatikan Intonasi Suara. Dalam public speaking, intonasi suara memegang peranan yang sangat penting untuk bisa mengetahui intensitas pentingnya materi atau hal yang akan kita bawakan. Intonasi suara yang datar akan membuat penonton menjadi jenuh karena merasa bahwa materi yang disampaikan tidak ada yang penting sama sekali.

3)      Pertahankan Kontak Mata  Seperti yang sudah sedikit saya singgung dalam artikel tentang seni kontak mata, saat kita berbicara di depan umum pun kontak menjadi sebuah cara untuk meningkatkan kedekatan antara pembicara dengan audience. Kita bisa merasakan saat kita dulu duduk di bangku sekolah, beberapa dari kita bisa jadi tersanjung saat guru memberikan kontak mata yang lebih banyak kepada kita. Ya, dalam public speaking kontak mata dapat menciptakan intimacy. Pastikan semua audience mendapatkan kontak mata Anda secara konsisten.

4)      Menggunakan Ekspresi dan Bahasa Tubuh. Jika ingin mengetahui presentasi yang paling membosankan adalah pada saat presenter berdiri tegak dengan tangan di samping kanan-kiri tanpa adanya ekspresi sama sekali. Gerakkan badan Anda untuk menguatkan apa yang Anda sampaikan. Jika memiliki ruang lebih untuk bergerak, manfaatkan juga sebagai ruang gerak Anda dengan sedikit berjalan atau berpindah-pindah tempat. Jika memerlukan mimik wajah dan peragaan tangan yang unik untuk menekankan apa yang Anda sampaikan, itu jauh lebih baik. Dengan begitu, orang akan menerima informasi bukan hanya dari suara Anda saja, tetapi juga dari gerak-gerik tubuh Anda.

5)      Berlatih Hingga Mantap. Jika Anda memiliki idola dalam bidang public speaking, dan mempelajari bagaimana cara mereka membawakan materi di depan umum maka Anda akan menyadari bahwa 90% dari mereka berlatih dengan keras mengulang-ulang apa yang akan diucapkan nantinya. Bahkan diatur pula timing nya agar materi yang disampaikan bisa lebih pas. Sama juga dengan kita. Apabila kita sudah memiliki materi untuk disampaikan, tidak ada salahnya untuk berlatih membawakannya sambil melakukan visualisasi bahwa materi yang Anda bawakan sukses besar dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton.


2.3  MC atau Pembawa Acara
Istilah Pembawa Acara ( PA ) merupakan terjemahan bebas dari istilah “Master of Ceremony” ( MC ). Disamping itu ada pula yang menyebut dengan istilah pemgarah acara, penyiar dan lain sebagainya.
Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis.
Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara. Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi dan informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan (Wikipedia, 2008:1).
Menurut Wiyanto dan Astuti (2002:2) Pembawa Acara adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara (Wiyanto dan Astuti, 2002:2). Sebagai pembawa acara, dia harus bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat dalam pertemuan itu. Kalau upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian kesuksesan sebuah acara berada di tangan pembawa acara.

  Untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik tidak mudah, ada beberapa hal yang perlu untuk dimengerti dan dipelajari secara khusus sebagai modal dasar, antara lain :
A.    Suara
Suara bagi seorang pembawa acara merupakan modal utama, karena suara merupakan medium atau alat perantara untuk mengadakan komunikasi dengan hadirin. Pria dan wanita masing-masing mempunyai volume suara yang berbeda, yang semua merupakan pembawaan sejak lahir.
Untuk suara pria diharapkan yang keras, berat, mantap dan iramanya berwibawa, sedangkan suara wanita haruslah lembut namun mantap dan iramanya berwibawa. Usahakan yang wajar dan tidak dibuat-buat, suara aslilah yang paling baik, dan sesuaikan pula dengan acara yang dibawakan.
B.     Penampilan
Bagi seorang pembawa acara, sedapat mungkin harus dapat memperhatikan penampilannya. Yang dimaksud dengan penampilan disini adalah :
“Segala sesuatu yang ada pada diri seseorang dengan berpanduan antara gerak, mimic keserasian berbusana, disertai dengan nada dan irama yang diucapkan”.
Seorang pembawa acara ketika tampil harus dapat menampilkan pesonanya atau daya tariknya yang memukau. Oleh karena itu seorang pembawa acara harus selalu berusaha  memukau atau mempesona hadirin dengan :
1.      Cara berbicara yang baik ( tatabahasa harus yang benar )
2.      Penampilannya
3.      Keserasian berbusana harus sesuai dengan acara yang dibawakan.
C. Kondisi
1.      Persiapan
Persiapan bagi seorang pembawa acara perlu sekali, karena tanpa persiapan yang baik, maka acara yang dibawakan akan gagal.
Persiapan yang dimaksud mengenai :
-        Penampilan MC itu sendiri
-        Susunan dan bentuk acaranya
-        Pengenalan lingkungan ( lokasi tempat berlangsungnyaa acara )
-        Mengatur letak pengeras suara
-        Mengatur petugas yang akan tampil ( siap / belum )

2.      Ketenangan
Ketenangan  sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun hal ini hanya dikaitkan dengan watak manusianya. MC harus berada di tempat penyelenggaraan minimal 30 menit sebelum acara di mulai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengatur pernafasan, ketenangan, konsentrasi, sekaligus untuk melakukan kordinasi dengan panitia penyelenggara.

3.      Disiplin
Disiplin bagi MC ialah ketepatan waktu dalam membawakan acara yang satu ke acara yang lainnya. Dan saat acara berlangsung MC harus selalu berada ditempat, agar apabila ada perubahan acara mendadak, akan dapat dengan mudah teratasi.
Suatu pengorbanan bagi MC adalah “Berangkat lebih awal dan pulang paling ahir”.

D.  Teknik
1.      Bahasa yang diucapkan oleh MC
2.      Intonasi / Irama pada suara yang diucapkan
3.      Pernafasan
4.      Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC sebaiknya sempurna dan jelas dalam mengucapkan kalimat.
Contoh :  - Huruf desis  : s, z
                - Huruf hidup            : a, i, e, o
                - Huruf hidung          : ng.
5.      Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, itulah yang baik. Sebab kalimat panjang dan bertele-tele akan menjemukan bagi yang  mendengarkannya.

E.   Latihan-latihan
Untuk menjadi MC yang baik memang membutuhkan waktu untuk belajar dan berlatih. Terutama latihan membaca keras, yang dimaksud tidak membaca dalam hati, namun disuarakan. Hal ini sangat penting untuk menguatkan atau melemaskan otot-otot leher. Disamping itu harus sering mencari pengalaman dengan praktek atau melihat penampilan MC yang sudah senior, dan professional.


2.4  Faktor Kebahasaan Seorang MC
Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. Pembawa acara harus memperhatikan faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan penalaran (Wiyanto dan Astuti, 2002:5).

1. Pelafalan
 Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang seharusnya dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat ucap terutama lidah, bibir dan gigi hams leluasa. Demikian pula dengan volume suara harus pas sesuai dengan kebutuhan pendengar. Selain itu juga lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara hams bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan mudah memahaminya.

2. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Hal tersebut untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya menggunakan kata "tepat" daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang kata yang belum dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat kelancaran berbicara.
3. Intonasi
Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan daya tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara.
Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda. Tekanan menyangkut keras lemahnya suara, sedangkan nada berkaitan dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Keempat hal tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik.
Pembawa acara yang baik tidak akan mengucap kata-kata atau kalimat­ - kalimat sama cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara berbicara lambat diikuti tekanan lemah dan nada rendah, kadang kadang pula pembicara berkata cepat disertai tekanan keras dan nada tinggi untuk membangkitkan semangat pendengar. Jika pembawa acara berbicara cepat, waktu yang digunakan sedikit. Sebaliknya jika berbicara lambat, waktunya akan banyak. Dengan demikian pembawa acara perlu memainkan waktu, tempo dalam berbicara untuk memperjelas informasi.
Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu nafas dan perlu berhenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Perhentian (jeda) bertujuan memberi kesempatan kepada pendengar dalam memahami kalimat yang baru diucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara.
Tekanan, nada, tempo, dan jeda harus dipadukan secara harmonis artinya keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan perhentian hams dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar bukan suara datar yang monoton melainkan suara bergelombang yang enak didengar.
4. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar. Kalimat bisa menarik kalau ada variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita, tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa acara dapat menyusun kalimat­kalimat efektif yang menarik.

Sedangkan faktor kebahasaan menurut Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang pembawa acara jika ingin berhasil dalam tugasnya.

1.      Lafal yang benar (cara mengucapkan kata-kata dengan benar).
Ada orang yang bersuara merdu tetapi sayangnya kurang mampu mengucapkan kata-kata dengan benar. Kata-kata bahasa Indonesia kadang-kadang diucapkannya dengan pengaruh bahasa asing atau pengaruh bahasa daerah. Padahal, kata-kata bahasa Indonesia harus dilafalkan sebagaimana kata itu dituliskan.
Contoh:
·         unit dibaca unit bukan yunit
·         organisasi dibaca organisasi bukan orhanisasi
·         TVRI dibaca te-ve-er-i bukan ti-vi-er-i
·         anggota dibaca anggota bukan anggauta

2.      Tekanan Kata atau Aksen
Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya. Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).
Contoh tekanan kata bahasa indonesia adalah:
·         kemana tidur hancur
·         siapa selektif bagaimana

3.      Pemenggalan Kalimat (Jeda)
Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan berlatih memahami makna setiap kata dalam hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan kalimatnya.
Contoh kalimat :
Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat berubah-ubah berdasarkan jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu
Adalah:
·         Kucing/makan tikus mati. Makna kalimat ini adalah ada kucing makan dan yang dimakannya adalah tikus mati.
·         Kucing makan/tikus mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing makan dan pada waktu itu ada juga tikus mati.
·         Kucing makan tikus/mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing mati yang disebabkan oleh kucing itu makan tikus.
Dari contoh sederhana ini dapat dilihat bahwa pemenggalan kata (jeda) amat berperan dalam menentukan makna sebuah kalimat bahasa Indonesia.

4.      Intonasi atau Lagu Kalimat
Intonasi atau lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-lambat, dan keras lembutnya kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus berhati-hati karena perubahan Intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.
Contoh :
Pak Kasur makan bubur. Kalimat ini memberitakan bahwa ada orang bernama Pak Kasur, beliau sedang makan bubur.
·         Pak Kasur makan bubur ! Kalimat ini memerintahkan agar orang yang bernama Pak Kasur makan bubur.
·         Pak Kasur makan bubur ? Kalimat ini berisi pertanyaan dan keheranan karena Pak Kasur biasanya tidak suka makan bubur
·         Pak, Kasur makan bubur ?! Kalimat ini berisi pertanyaan dan keheranan yang luar biasa karena ada kasur yang makan bubur.

5.       Enunsiasi (kejelasan)
Enunsiasi adalah kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya. Caranya, adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vokal.

6.       Mengggunakan Bahasa atau Kalimat secara Efektif
Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.
Contoh :
Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, nyatakan dengan kalimat perintah permohonan.
·         Hadirin dimohon berdiri.
Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang menyenangkan, nyatakan dengan kalimat perintah yang mempersilahkan.
·         Hadirin dipersilahkan duduk kembali.




2.5  Faktor Nonkebahasaan Seorang MC
Selain dari faktor kebahasaan, ada pula faktor nonkebahasaan dalam MC. Faktor nonkebahasaan yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara adalah :
1)      Sikap tenang menghadapi massa
Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2)      Tampil Mengesankan
Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.
3)      Cepat tanggap dan kaya Inisiatf
Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.
4) Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan tidak resmi)
5) Memiliki suara yang enak didengar
Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
6) Tidak emosional
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.

2.6  Menjadi MC yang Baik
Pembawa acara akan menjadi salah satu pusat perhatian dalam suatu acara. Keberhasilan suatu acara secara keseluruhan diharapkan dari kemampuan atau ketrampilan pembawa acaranya.
Bagaimana pun rapih dan bagusnya acara yang disusun, namun pembawa acaranya kurang terampil dan kurang siap, maka gagallah keseluruhan acara tersebut. Kebanggaan dan kebahagiaan senantiasa terselip dilubuk hati seorang pembawa acara ( MC ) manakala “sukses”, dan sebaliknya penyesalan yang dalam manakala “gagal” dalammelaksanakan tugasnya.

Harus di pahami bahwa untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik, tidak cukup berbekal suara yang baik saja, akan tetapi di perlukan latihan mental dan fisik yang cukup, serta di tunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain :
1.            Pengetahuan tentang kepemimpinan
2.            Pengetahuan tentang protocol
3.            Pengetahuan tenteng etika
4.            Pengetahuan tentang penguasaan bahasa ( Indonesia / Asing )
5.            Pengetahuan  hubungan antar manusia ( Human Relation )
6.            Pengetahuan tentang tata busana
7.            Penguasaan tetang sini panggung
8.            Penguasaan tentang alat-alat elektronika ( pengeras suara dan penguasaan mike )

Berbekal pengetahuan tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil dengan prima dan tidak grogi. Di samping itu ada beberapa faktor lain yang merupakan bekal yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara diantaranya :
1.            Mempunyai pribadi yang baik
2.            Mempunyai kepribadian untuk berdiri didepan orang banyak dan tidak grogi.
3.            Ramah tamah , dan murah senyum dan tidak sombong.
4.            Berwibawa, disiplin dan bertanggung jawab
5.            Tidak mudah emosi dan bersikap tenang
6.            Dapat menguwasai keadaan
7.            Mempunyai daya pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas dan kreatif.
Selain bekal yang harus di miliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa haL yang harus di lakukan pada acara saat berlangsung:
1.             Tampil dengan busana yang baik dan sopan , serta di sesuaikan dengan acara.
2.             Meletakkan pengeras suara tepat di depan mulut.
3.             Mengucap salam pada awal dan akhir acara.
4.             Tidak selalu melihat catatan, tetapi tidak menghafal.
5.             Tidak diperbolehkan memberikan komentar atas pidato seseorang.
6.             Ketika tampil harus beranggapan tidak pernah salah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berbicara di muka umum adalah suatu proses komunikasi yang berkelanjutan di mana pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengarnya
Prinsip dasar untuk berbicara di depan mumum :
1)      Berbicara di depan publik bukanlah hal yang menegangkan
2)      Semakin anda mempersiapkan diri, semakin buruk penampilan anda
3)      Anda hanya perlu point-point penting
4)      Rendah hati dan Humor
5)      Anda harus memiliki tujuan yang tepat
6)      Anda tidak perlu menjadi orang yang sangat sempurna
7)      Saat berbicara, tak akan pernah terjadi hal yang buruk
8)      Jangan menganggap anda sebagai Pembicara Publik
Ada faktor kebahasaan dan nonkebahasaan bagi seorang M.C
1.    Faktor kebahsaan :
·         Pelafalan
·         Diksi
·         Intonasi
·         Kalimat efektif
2.   Faktor nonkebahasaan :
·         Sikap Tenang
·         Tampil mengesankan
·         Kaya akan inisiatif
·         Improvisasi
·         Suara enak didengar
·         Tidak emosional


3.2 Saran
Setelah pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memahami konsep berbiacara di depan umum serta prinsip dasarnya. Dan pengetahuan wajib bagi pembaca terutama bagi seorang pembawa acara mengenai faktor bahasa dan nonkebahasaan. Dengan dicantumkan kiat menjadi pembawa acara yang baik semoga menjadi tambahan pengetahuan sehingga dapat menjadi M.C atau pembawa acara yang baik.